Perbedaan
penulisan kata depan di dengan awalan di
1. Penulisan di sebagai
kata depan dipisah. Contoh: di jalan raya, di sungai, di
Malang.
2. Penulisan di- sebagai awalan dirangkaikan dengan kata yang
mengikutinya.
Contoh: dipukul, dikeluhkan,
diratakan, dibuang.
Penggunaan huruf kapital
Huruf kapital atau huruf besar
dipakai di antaranya
1. sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat,
2. huruf pertama petikan langsung,
3. huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipajai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat, dan
4. huruf pertama nama suku atau
bangsa
Penggunaan tanda baca
1. tanda titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada akhir
kalimat.
b. Tanda titik TIDAK dipakai pada
alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat surat.
2. tanda koma (,)
a. Tanda koma dipakai untuk
memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimat. Contoh: Karena hujan deras,
Adinda terpaksa berteduh di bawah tenda
perkemahan.
b. Tanda koma dipakai di antara (1)
nama dan alamat, (2) bagian
bagian kalimat, dan (3) di antara
nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama
keluarga.
Kalimat utama
merupakan kalimat yang berisi
pernyataan umum; kalimat penjelas
merupakan kalimat yang mendukung
kalimat utama dan bersifat menjelaskan isi
kalimat utama.
Kalimat utama berisi gagasan utama,
sedangkan kalimat penjelas berisi gagasan yang
memperkuat informasi kalimat utama.
Cara menentukan gagasan utama adalah
(1) menentukan kalimat utama;
(2)menentukan inti kalimat utama;
(3) merumuskan ide/ gagasan penulis.
Ciri-ciri kalimat utama antara lain
(1) terdapat pernyataan yang bersifat
umum;
(2)tidak berisi kata-kata
rujukan/acuan: tersebut, selain itu, jadi, nya, juga.
1.
Alur
adalah
urutan cerita yang disusun secara kronologis, terdiri atass
peristiwa-peristiwa
yang disusun berdasarkan urutan sebab akibat.
Struktur
alur cerita terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan atau
pengenalan,
mulai timbul pertentangan atau pertikaian, pertikaian, dan
penyelesaian.
2.
Tokoh:
seseorang
yang menjadi pelaku dalam cerita. Tokoh cerita
dibedakan
atas dua jenis, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu.
3.
Ciri tokoh utama adalah
(1) sering dibicarakan;
(2)
sering muncul; dan
(3)men
jadi pusat cerita. Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
4.
Penokohan: pemberian karakter atau sifat pada tokoh. Karakter bisa
bersifat
protagonis/yang disukai dan antagonis/yang tidak disukai.
5.
Sifat/karakter tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran tindakan
tokoh,
dialog tokoh, atau komentar penulis terhadap tokoh.
6.
Setting/latar cerita adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam
cerita.
Latar ada tiga jenis, yaitu latar waktu, tempat, dan suasana.
7.
Tema adalah ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita.
8.
Langkah-langkah menentukan tema cerita adalah
(1)
membaca dan
memahami
cerita secara keseluruhan;
(2) memahami kalimat per kalimat
dan
dialog para tokoh;
(3) menuliskan nama tokoh dan latar peristiwa;
(4)meringkas peristiwa-peristiwa dari awal
hingga akhir cerita; dan (5)
1.
Alur adalah urutan cerita yang disusun secara kronologis, terdiri atass
peristiwa-peristiwa
yang disusun berdasarkan urutan sebab akibat.
Struktur
alur cerita terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan atau
pengenalan,
mulai timbul pertentangan atau pertikaian, pertikaian, dan
penyelesaian.
2.
Tokoh: seseorang yang menjadi pelaku dalam cerita. Tokoh cerita
dibedakan
atas dua jenis, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu.
3.
Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering muncul; dan (3)
men
jadi pusat cerita. Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
4.
Penokohan: pemberian karakter atau sifat pada tokoh. Karakter bisa
bersifat
protagonis/yang disukai dan antagonis/yang tidak disukai.
5.
Sifat/karakter tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran tindakan
tokoh,
dialog tokoh, atau komentar penulis terhadap tokoh.
6.
Setting/latar cerita adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam
cerita.
Latar ada tiga jenis, yaitu latar waktu, tempat, dan suasana.
7.
Tema adalah ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita.
8.
Langkah-langkah menentukan tema cerita adalah (1) membaca dan
memahami
cerita secara keseluruhan; (2) memahami kalimat per kalimat
dan
dialog para tokoh; (3) menuliskan nama tokoh dan latar peristiwa; (4)
meringkas
peristiwa-peristiwa dari awal hingga akhir cerita; dan (5)
SINOPSIS
Sinopsis
adalah ikhtisar yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli
yang menjadi dasar sinopsis itu.
Sinopsis
adalah ringkasan cerita sebuah karya sastra, yang berisikan tema, latar, alur,
dan penokohannya.
Ciri-ciri Sinopsis
- Alur atau jalan cerita disusun secara
kronologis
- Bahasa yang digunakan menggunakan aspek
persuasive
- Terdapat ajakan atau rangsangan bagi
calon pembaca
- Menampilkan bagian konflik yang menarik
secara singkat
PARAFRASE
Parafrase
adalah penguraian kembali isi informasi dengan menggunakan kalimat sendiri,
tanpa mengurangi maksud dan tujuan isi informasi tersebut.
Ciri-ciri Parafrase
- Bentuk tuturan berbeda
- Makna tuturan sama
- Substansi tidak berubah
- Cara menyampaikan berbeda
Teknik Parafarse
- Mengganti
- Menghilangkan
- Menambahkan
RINGKASAN
Ringkasan
adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat
dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat
merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel.
Fungsi Ringkasan
- Memahami atau mengetahui sebuah buku
atau karangan.
- Mempelajari cara seseorang menyusun
gagasan-gagasan
- Menangkap pokok pikiran dan tujuan
penulis.
Ciri-ciri Ringkasan:
- Inti tidak meninggalkan urutan dasar
karangan.
- Kerangka dasar masih tampak jelas
- Memangkas gagasan utama menjadi lebih
ringkas
- Struktur kalimat terikat sama dengan
aslinya
IKHTISAR
Pada
dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil
bentuk kecil dari suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak
mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada
pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal
tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut
Ciri-
ciri ikhtisar:
- Memendekkan suatu bacaan.
- Berisi bagian-bagian penting teks bacaan
- Tujuannya untuk mengambil inti.
- Tidak mempertahankan urutan gagasan (tidak
terikat struktur wacana)
- Bebas mengkombinasikan kata-kata asal
tidak menyimpang dari inti.
RANGKUMAN
Rangkuman
Adalah ekstrak dari suatu tulisan, berita atau sesuatu pembahasan, sehingga
bisa menyimpulkan dengan singkat suatu tulisan, berita atau pembahasan
tersebut.
Ciri-ciri Rangkuman
- Bentuk Penyajian singkat dari karangan
asli
- Mempertahankan urutan pembahasan dan
sudut pandang pengarang atau penulisnya
- Tetap mempertahankan perbandingan bagian
atau bab dari karangan asli
- Tidak boleh menghilangkan kalimat inti,
- Struktur kalimat tidak terikat sama
dengan asli
DEFINISI
EKSPOSISI
Eksposisi
adalah paragraf yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya,
pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas-jelasnya.
Eksposisi
merupakan paragraf yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu atau
menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberikan informasi
sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Paragraf
yang bertujuan menjelaskan atau memaparkan suatu hal atau objek dengan
sejelas-jelasnya dengan memberikan tambahan pengertian
dan
pengetahuan kepada pembacanya, seperti uraian atau
langkah-langkah
kerja, contoh, grafik atau table, serta
berbagai
fakta data dan data lainnya.
NILAI-NILAI KARYA SASTRA
Karya sastra merupakan
pencerminan dari kehidupan masyarakat pada saat itu, pola pikir dan hayalan
yang menarik, sehingga masyarakat merasa tertarik dan memperoleh keteladanan
moral.
Nilai-nilai karya sastra
1. Nilai Religi 6. Nilai Moral
2. Nilai
Sosial 7. Nilai
Patriotik
3. Nilai
estetika 8. Nilai
Historia
4. Nilai
Psikologis 9. Nilai Edukatif
5. Nilai
Kulutural
1. Nilai Religi
Berkaitan dengan hubungan manusia dengan sang
pencipta, beriman, taat, ikhlas, bersyukur, bertaubat, khusyuk, tawakal tadlarru, ar-raja’, husnud-dhan,
2. Nilai Moral
Berkaitan dengan etika berperilaku, kepatuhan, pemberani, rela berkorban, jujur, adil dan bijaksana,
menghormati dan menghargai, bekerja keras, menepati janji, tahu balas budi,
baik budi pekerti, rendah hati, dan hati-hati dalam bertindak.
3. Nilai Sosial
Berkaitan dengan hubungan antar manusia, bekerjasama, suka menolong, kasih sayang, kerukunan, suka memberi
nasihat, peduli nasib orang lain, dan suka mendoakan orang lain.
4. Nilai Patriotik
Berkaitan dengan hal-hal perjuangan/
kepahlawanan manusia, berperasaan dan sukarela, cinta dan bangga akan pencapaian dan budaya bangsa, serta memelihara
ciri-ciri bangsa dan dasar budayanya.
5. Nilai Estetika
Berkaitan dengan nilai-nilai keindahan
seperti keindahan jasmani dan rohani, seni, alam, moral, dan intelektual.
6. Nilai
Historia
Berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sejarah/
bukti-bukti historis.
. Nilai Psikologis
Berkaitan dengan kejiwaan/ psikologis
manusia.
8. Nilai
Edukatif
Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan
pendidikan manusia.
9. Nilai Budaya
Berkaitan dengan kultural/ budaya/ kebiasaan/
tradisi/ adat istiadat/ kepercayaan/ upacara kesenian yang berlangsung di dalam
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar