KATA SAPAAN
Kata sapaan dalam surat biasanya digunakan di awal surat
sebagai salam pembuka untuk menunjukkan rasa hormat kepada penerima surat.
Contohnya adalah "Dengan hormat," "Salam hormat," atau
"Kepada Yth.".
Elaborasi:
Dalam surat formal, seperti surat lamaran pekerjaan atau
surat dinas, penggunaan kata sapaan yang tepat sangat penting untuk menunjukkan
profesionalisme dan rasa hormat kepada penerima surat. Berikut beberapa contoh
kata sapaan yang umum digunakan dalam surat:
Dengan hormat: Sapaan ini sering digunakan dalam surat
lamaran pekerjaan atau surat dinas.
Salam hormat: Sapaan ini juga umum digunakan dalam surat
formal.
Kepada Yth. (Yang Terhormat): Sapaan ini digunakan ketika
surat ditujukan kepada seseorang yang memiliki kedudukan atau jabatan tertentu.
Yang terhormat: Sapaan ini juga bisa digunakan untuk
menunjukkan rasa hormat kepada penerima surat.
Salam sejahtera: Sapaan ini cocok digunakan dalam surat yang
ditujukan kepada orang banyak atau organisasi.
Assalamu'alaikum: Sapaan ini digunakan dalam surat yang
ditujukan kepada orang muslim.
Kepada Bapak/Ibu: Sapaan ini digunakan ketika surat
ditujukan kepada seseorang yang diketahui jenis kelaminnya.
Penjelasan Tambahan:
Pemilihan kata sapaan yang tepat akan memperlihatkan bahwa
penulis surat memahami norma dan etika dalam berkomunikasi formal.
Selain kata sapaan di awal surat, penggunaan kata sapaan
yang sopan dan hormat juga dapat dilakukan di dalam isi surat, misalnya ketika
merujuk kepada penerima surat atau pihak yang terkait.
Kata sapaan dalam surat harus ditulis dengan huruf kapital,
terutama jika merupakan kata sapaan seperti "Bapak," "Ibu,"
"Yang Terhormat," dll.
ADA SEMBILAN KATA SAPAAN
1. Kata Ganti Persona
Kata ganti persona ini merupakan jenis kata sapaan yang menggantikan nomina peran dalam suatu kelompok. Kata ganti pesona menjadi tiga yaitu kata ganti persona tunggal, kedua dan jamak. Contoh kata ganti persona:
Kata ganti persona tunggal: aku, saya dan daku.
Kata ganti persona kedua: kamu dan engkau
Kata ganti persona jamak: ia dan dia
2. Nama Diri
Nama diri sebagai kata sapaan yang merupakan nama seseorang. Misalnya seperti Adi, Budi, Chandra, Dewi, Galih, Hasna, dan nama diri lainnya.
3. Istilah Kekerabatan
Contoh dari istilah kekerabatan adalah ibu, bapak, kakak, nenek, mbak, mas dan adik. Istilah kekerabatan tersebut tidak selalu merujuk kepada keluarga dengan hubungan darah digunakan secara umum dalam berkomunikasi dengan orang lain,
4. Gelar dan Pangkat
Kata sapaan yang didasarkan pada gelar dan pangkat seseorang. Misalnya dokter, giri, kapten, komandan dan pelatih.
5. Kata Pelaku
Kata pelaku sebagai jenis kata sapaan yang mempunyai bentuk pe + kata kerja. Misalnya adalah pembaca, penonton dan pendengar.
6. Bentuk Nominal
Kata sapaan bentuk nominal mempunyai bentuk N (nominal) + ku. Misalnya adalah Tuhanku, sayangku dan juga kekasihku.
7. Kata Indeks
Kata indeks sebagai kata sapaan yang berupa kata petunjuk. Kata indeks adalah kata yang referennya berpindah–pindah atau berganti–ganti tergantung pada siapa yang menjadi pembicara, waktu dan tempat tersebut dituturkan. Contoh kata indeks sebagai kata sapaan adalah sana dan sini.
8. Nominal Lain
Jenis kata sapaan selanjutnya adalah kata sapaan nominal, contohnya adalah tuan dan nyonya.
9. Ciri Nol
Sapaan ciri nol atau zero adalah sapaan yang tidak lagi
disertai dengan bentuk kata sapaannya. Misalnya adalah kalimat “sudah mau
pergi?”. Kalimat tersebut digunakan untuk bertanya pada seseorang, namun tidak
ada bentuk kata sapa dalam kalimatnya.
Selain itu ada juga jenis–jenis sapaan yang lain, di
antaranya:
Kata sapaan yang menunjukkan hubungan kerabat seperti kakek,
nenek, bapak (ayah), ibu, paman, bibi, abang, kakak, adik, ananda, mas dan
mbak.
Kata sapaan yang berbentuk kata ganti seperti kamu, engkau,
saudara, anda, tuan, nyonya, nona dan sebagainya.
Kata sapaan yang menunjukkan rasa hormat seperti paduka yang
mulia, yang terhormat dan lain–lain.
Kata sapaan yang diikuti nama seperti saudara Hasan, bapak
Susanto, ibu Amir dan sebagainya.
Contoh Kata Sapaan
Penyapaan adalah menyapa langsung baik ketika berhadapan
(tatap muka) maupun melalui media seperti telepon atau media lainnya. Kegiatan
menyapa langsung ini baru terjadi jika orang yang kita sapa adalah orang kedua
(lawan bicara, orang yang diajak berbicara), bukan orang pertama (pembicara)
atau orang ketiga (yang dibicarakan). Berikut ini beberapa contoh kata sapaan
yang baik dan benar:
1. Kaka bertanya “Jam berapa Adik akan pulang dari les
pianonya?”
Kata adik merupakan kata sapaan yang berguna untuk menyapa
orang kedua yang sedang diajak bicara. Kata sapaan ini harus ditulis
menggunakan huruf kapital.